Bibi
Namaku Nanang.Aku sekarang tinggal di ibu kota, bekerja di suatu perusahaan telekomunikasi asing di kawasan Kuningan. Kisahku ini terjadi ketika aku masih 21 tahun, . Aku tinggal di suatu kampung di pinggiran kota . Di samping rumahku tinggal keluarga kecil dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Kebetulan keluarga ini masih famili dengan keluargaku tepatnya masih adik sepupu dengan Ibuku. Pamanku bekerja sebagai karyawan swasta di kota. Setiap hari, beliau sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali, dan pulangnya juga sudah sore, karena jauhnya tempat bekerja. Kasihan juga!
Bibiku bekerja di Perusahaan Garment bagian export/import yang tidak terlalu jauh dari rumah. Bibikku ini orangnya ramah, supel, dan cukup manis. Sudah lama aku membayangkan dapat tidur dengannya, tapi itu cuma impian semata. Kalau ingat dia pasti aku langsung onani.
Tiap pagi Bibiku menyapu halaman belakang sebelum berangkat kerja, aku pun demikian. Suatu pagi kami dapat bersama beberapa saat di halaman belakang ketika kami sama-sama lagi menyapu. Kami ngobrol-ngobrol sebentar. Bibiku ini nakal juga pikirku. Dia pake kaus oblong warna putih, dan nggak pake beha, ahh. Aku ereksi habis waktu itu. Dengan nakal Bibiku memperhatikan selangkanganku, begitu juga aku meperhatikan dadanya yang membusung itu.
Tampak jelas putting susunya yang berwarna coklat itu. Koq ngaceng, kenapa sih Nang?. Dengan malu-malu aku jawab, Habis Bibi nggak pake beha, jadinya kelihatan itunya. Mendadak aku dipanggil ibuku, karena sudah siang dan aku harus berangkat kerja. Buru-buru aku mandi, dan nggak lupa colai, enaakkk. Oh Bibiku, biarkan aku mengulum susumu yang montok itu, begitu imajinasiku tiap hari. Tapi nggak ada keberanian untuk itu.
Pada suatu hari Paman pergi bertamasya ke Bandung, bersama rekan kantornya. Bibi tidak ikut karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.Anaknya juga ga mau ikut Paman meski sudah diajak. Tapi itu tak masalah, kebetulan juga Dony nama anak paman satu-satunya diajak Ibuku kerumah Pakde,Wah ini
kesempatan besar buatku, begitu pikirku, Paman nggak ada, aku juga libur, ahaa..kebetulan aku ambil cuti beberapa hari.
Aku sudah susun rencana. Aku akan pura-pura main ke rumah Bibi buat baca koran,
maklum rumahku nggak langganan koran. Pagi itu Bapak Ibuku pergi ke Rumah Pakde, ada acara keluarga, wah makin asyik aja nih.
Bolak-balik aku baca koran, nggak ada berita yang menarik, habis pikiranku sudah nggak di koran lagi. Bibiku lewat didepanku, membawa sabun dan perlengkapan mandi, mau mandi kayaknya. Aku jadi nggak karu-karuan waktu itu.
Pingin rasanya aku ngintip, tapi takut ketahuan. Lalu aku lanjutkan baca koran. Mendadak Bibikku memanggil aku dari kamar mandi. Nang, tolong ambilkan handuk di kamar Bibi, ya. Yessssss, aku langsung berjingkat ke kamar Bibi dan mendapatkan handuk di balik pintu kamar.
Kamar Bibi harum sekali dan bersih bukan main, semua perabot tertata rapi, dan spreinya tampak tertata dengan baik. Aku langsung ke kamar mandi membawakan handuk. Bibi membuka pintu kamar mandi sedikit saja, aku jadi penasaran. Handuk aku berikan. Deg degan juga aku.
Waktu handuk sudah di tangan Bibi, aku mematung memandangi Bibiku yang terlihat sebagian. Kenapa Mas, tanya Bulikku,. Aku terkaget, napasku agak sesak. Dengan
keberanian yang cuman sedikit aku baranikan ngomong. Aku pingin, aku pingin Bibi. Bibi tahu apa yang aku maksud, dia tertegun beberapa saat.
Lalu pintu ditutup dan sebentar kemudian Bibi keluar dari kamar mandi dengan handuk membalut tubuhnya. Mlongo saja aku, malu campur napsu. Bibi menuju ke kamar tidur buat ganti baju, karena hari sudah siang dan harus segera berangkat kerja.
Aku dipanggil ke kamar Bibi. Aku nurut saja. Bibi sudah berganti dengan pakaian kerja. Kenapa kamu punya pikiran mau tidur sama Bibimu ini. Aku sayang sama Bibi, Bibi cantik, seksi. Dia tersenyum dan ketawa kecil. Sesaat kemudian suasana jadi hening. Bibi membisu.
Bibi bilang, Aku juga pingin Nang, sudah lama Pamanmu tidak pernah tidur sama Bibi, sudah hampir satu tahun. Aku pegang tangan Bibi, diam saja, aku remas-remas tangannya, tetap diam saja. Tanpa ba bi bu lagi kami sudah berpagutan, saling melepas keinginan yang sudah lama tertahan.
Aku ciumi bibir Bibiku dengan nafsu kesetanan. Bibi membalas dengan gelora asmara yang sudah lama tertahan. Kami bergumul di lantai beberapa saat, aku ciumi lehernya, kupingnya, ahhhh
Nang, aku pingin. Bibi membuka baju kerjanya, Behanya aku yang lepas. Dua gunung kembar menanti remasanku, langsung saja tanganku meremas susu sebelah kiri, dan aku sedot yang sebelah kanan. Bibi menggeliat nggak karuan. Bibi mendesah agak keras,
ahhhhhhh ahhAku bilang jangan terlalu keras, nanti didengar tetangga.
Aku sudah nggak tahan lagi, maklum pertama kali. Rok Bibi aku lepas dari belakang. Bibi tinggal pake CD warna krem. Aku juga segera telanjang. Aku lepas semua pakaianku, berikut CDku aku lepas, Bibi terkaget melihat penisku yang sudah cukup besar.
Punyamu besar juga Nang. Aku nggak peduli lagi dengan omongan Bibi, aku lepas Cdnya dan terlihat dengan jelas rambut hitam legam dan sangat lebat menutupi lubang yang aku impikan. Aku langsung saja serbu. Aku ciumi lagi bibir Bulik, Saling sedot, saling remas.
Aku nggak kuat lagi, Aku tidurkan Bibi di tempat tidur. Bibi menolak, soalnya tempat tidurnya dari kayu, yang berderit derit kalau dipake begituan. Lalu kasur aku tarik ke lantai, Bibi langsung berguling di kasur, aku serbu lagi. Ahhahhhhhh. Aku nggak mau
lama-lama lagi.
Aku arahkan penisku ke vagina Bibi, Bibi tersenyum. Aku coba masukkan, tetapi gagal, meleset. Lalu Bibi pegang penisku dan diarahkannya ke lubangnya. Aku masukkan pelan-pelan sambil aku nikmati gesekan penis dengan dinding vaginanya, nikmat sekali.
Aku genjot pelan-pelan dan Bibi menikmatinya, merem melek dia.Ahhh ahh Bibi menoleh ke kiri, ke kanan. Susunya aku hisap dengan lahap, Bulik semakin terbuai dengan hentakan dan hisapanku, aku juga demikian. Setiap aku menusuk, aku rasakan kenikmatan yang tiada tara. Kami bercinta tidak lama, cuman empat menitan, soalnya diujung penisku sudah berdenyut-denyut.
Aku bilang sama Bibi, Di dalam apa di luar, Bi? Di dalam saja, nggak apa-apa. Lalu aku pacu lagi, Bibi menggoyang juga. Beberapa detik sebelum ejakulasi, aku tekan dalam dalam penisku di vaginanya, Bibi tahu harus bagaimana, dia goyang pinggulnya dengan ritmis, aku nggak tahan lagi, sperma ku muncrat di dalam vagina Bibiku ini. Nikmatnya..
Aku tahu Bibi nggak puas, sebentar sih Setelah itu kami berciuman lagi, aku bilang kalau aku pingin begituan lagi dengan Bibi, dia setuju, tersenyum. Aku remas susunya.
Lalu dia berdiri dan make baju kerjanya, aku disuruh merapikan kamar tidur. Lalu
Bibi berangkat kerja, Oh Bibiku yang manis
Namaku Nanang.Aku sekarang tinggal di ibu kota, bekerja di suatu perusahaan telekomunikasi asing di kawasan Kuningan. Kisahku ini terjadi ketika aku masih 21 tahun, . Aku tinggal di suatu kampung di pinggiran kota . Di samping rumahku tinggal keluarga kecil dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Kebetulan keluarga ini masih famili dengan keluargaku tepatnya masih adik sepupu dengan Ibuku. Pamanku bekerja sebagai karyawan swasta di kota. Setiap hari, beliau sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali, dan pulangnya juga sudah sore, karena jauhnya tempat bekerja. Kasihan juga!
Bibiku bekerja di Perusahaan Garment bagian export/import yang tidak terlalu jauh dari rumah. Bibikku ini orangnya ramah, supel, dan cukup manis. Sudah lama aku membayangkan dapat tidur dengannya, tapi itu cuma impian semata. Kalau ingat dia pasti aku langsung onani.
Tiap pagi Bibiku menyapu halaman belakang sebelum berangkat kerja, aku pun demikian. Suatu pagi kami dapat bersama beberapa saat di halaman belakang ketika kami sama-sama lagi menyapu. Kami ngobrol-ngobrol sebentar. Bibiku ini nakal juga pikirku. Dia pake kaus oblong warna putih, dan nggak pake beha, ahh. Aku ereksi habis waktu itu. Dengan nakal Bibiku memperhatikan selangkanganku, begitu juga aku meperhatikan dadanya yang membusung itu.
Tampak jelas putting susunya yang berwarna coklat itu. Koq ngaceng, kenapa sih Nang?. Dengan malu-malu aku jawab, Habis Bibi nggak pake beha, jadinya kelihatan itunya. Mendadak aku dipanggil ibuku, karena sudah siang dan aku harus berangkat kerja. Buru-buru aku mandi, dan nggak lupa colai, enaakkk. Oh Bibiku, biarkan aku mengulum susumu yang montok itu, begitu imajinasiku tiap hari. Tapi nggak ada keberanian untuk itu.
Pada suatu hari Paman pergi bertamasya ke Bandung, bersama rekan kantornya. Bibi tidak ikut karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.Anaknya juga ga mau ikut Paman meski sudah diajak. Tapi itu tak masalah, kebetulan juga Dony nama anak paman satu-satunya diajak Ibuku kerumah Pakde,Wah ini
kesempatan besar buatku, begitu pikirku, Paman nggak ada, aku juga libur, ahaa..kebetulan aku ambil cuti beberapa hari.
Aku sudah susun rencana. Aku akan pura-pura main ke rumah Bibi buat baca koran,
maklum rumahku nggak langganan koran. Pagi itu Bapak Ibuku pergi ke Rumah Pakde, ada acara keluarga, wah makin asyik aja nih.
Bolak-balik aku baca koran, nggak ada berita yang menarik, habis pikiranku sudah nggak di koran lagi. Bibiku lewat didepanku, membawa sabun dan perlengkapan mandi, mau mandi kayaknya. Aku jadi nggak karu-karuan waktu itu.
Pingin rasanya aku ngintip, tapi takut ketahuan. Lalu aku lanjutkan baca koran. Mendadak Bibikku memanggil aku dari kamar mandi. Nang, tolong ambilkan handuk di kamar Bibi, ya. Yessssss, aku langsung berjingkat ke kamar Bibi dan mendapatkan handuk di balik pintu kamar.
Kamar Bibi harum sekali dan bersih bukan main, semua perabot tertata rapi, dan spreinya tampak tertata dengan baik. Aku langsung ke kamar mandi membawakan handuk. Bibi membuka pintu kamar mandi sedikit saja, aku jadi penasaran. Handuk aku berikan. Deg degan juga aku.
Waktu handuk sudah di tangan Bibi, aku mematung memandangi Bibiku yang terlihat sebagian. Kenapa Mas, tanya Bulikku,. Aku terkaget, napasku agak sesak. Dengan
keberanian yang cuman sedikit aku baranikan ngomong. Aku pingin, aku pingin Bibi. Bibi tahu apa yang aku maksud, dia tertegun beberapa saat.
Lalu pintu ditutup dan sebentar kemudian Bibi keluar dari kamar mandi dengan handuk membalut tubuhnya. Mlongo saja aku, malu campur napsu. Bibi menuju ke kamar tidur buat ganti baju, karena hari sudah siang dan harus segera berangkat kerja.
Aku dipanggil ke kamar Bibi. Aku nurut saja. Bibi sudah berganti dengan pakaian kerja. Kenapa kamu punya pikiran mau tidur sama Bibimu ini. Aku sayang sama Bibi, Bibi cantik, seksi. Dia tersenyum dan ketawa kecil. Sesaat kemudian suasana jadi hening. Bibi membisu.
Bibi bilang, Aku juga pingin Nang, sudah lama Pamanmu tidak pernah tidur sama Bibi, sudah hampir satu tahun. Aku pegang tangan Bibi, diam saja, aku remas-remas tangannya, tetap diam saja. Tanpa ba bi bu lagi kami sudah berpagutan, saling melepas keinginan yang sudah lama tertahan.
Aku ciumi bibir Bibiku dengan nafsu kesetanan. Bibi membalas dengan gelora asmara yang sudah lama tertahan. Kami bergumul di lantai beberapa saat, aku ciumi lehernya, kupingnya, ahhhh
Nang, aku pingin. Bibi membuka baju kerjanya, Behanya aku yang lepas. Dua gunung kembar menanti remasanku, langsung saja tanganku meremas susu sebelah kiri, dan aku sedot yang sebelah kanan. Bibi menggeliat nggak karuan. Bibi mendesah agak keras,
ahhhhhhh ahhAku bilang jangan terlalu keras, nanti didengar tetangga.
Aku sudah nggak tahan lagi, maklum pertama kali. Rok Bibi aku lepas dari belakang. Bibi tinggal pake CD warna krem. Aku juga segera telanjang. Aku lepas semua pakaianku, berikut CDku aku lepas, Bibi terkaget melihat penisku yang sudah cukup besar.
Punyamu besar juga Nang. Aku nggak peduli lagi dengan omongan Bibi, aku lepas Cdnya dan terlihat dengan jelas rambut hitam legam dan sangat lebat menutupi lubang yang aku impikan. Aku langsung saja serbu. Aku ciumi lagi bibir Bulik, Saling sedot, saling remas.
Aku nggak kuat lagi, Aku tidurkan Bibi di tempat tidur. Bibi menolak, soalnya tempat tidurnya dari kayu, yang berderit derit kalau dipake begituan. Lalu kasur aku tarik ke lantai, Bibi langsung berguling di kasur, aku serbu lagi. Ahhahhhhhh. Aku nggak mau
lama-lama lagi.
Aku arahkan penisku ke vagina Bibi, Bibi tersenyum. Aku coba masukkan, tetapi gagal, meleset. Lalu Bibi pegang penisku dan diarahkannya ke lubangnya. Aku masukkan pelan-pelan sambil aku nikmati gesekan penis dengan dinding vaginanya, nikmat sekali.
Aku genjot pelan-pelan dan Bibi menikmatinya, merem melek dia.Ahhh ahh Bibi menoleh ke kiri, ke kanan. Susunya aku hisap dengan lahap, Bulik semakin terbuai dengan hentakan dan hisapanku, aku juga demikian. Setiap aku menusuk, aku rasakan kenikmatan yang tiada tara. Kami bercinta tidak lama, cuman empat menitan, soalnya diujung penisku sudah berdenyut-denyut.
Aku bilang sama Bibi, Di dalam apa di luar, Bi? Di dalam saja, nggak apa-apa. Lalu aku pacu lagi, Bibi menggoyang juga. Beberapa detik sebelum ejakulasi, aku tekan dalam dalam penisku di vaginanya, Bibi tahu harus bagaimana, dia goyang pinggulnya dengan ritmis, aku nggak tahan lagi, sperma ku muncrat di dalam vagina Bibiku ini. Nikmatnya..
Aku tahu Bibi nggak puas, sebentar sih Setelah itu kami berciuman lagi, aku bilang kalau aku pingin begituan lagi dengan Bibi, dia setuju, tersenyum. Aku remas susunya.
Lalu dia berdiri dan make baju kerjanya, aku disuruh merapikan kamar tidur. Lalu
Bibi berangkat kerja, Oh Bibiku yang manis
Butuh Bandar Online terpercaya ?
BalasHapusYuk join aja menjadi member Di TogelPelangi
Menyediakan permainan ;
Togel
Live dd48red blue
serta memberikan prediksi terakurat
DISKON Pemasangan :
4D ; 66%
3D : 59%
2D : 29%
Support 4 Bank terbaik :
BCA
MANDIRI
BNI
BRI
Hot Promosi Jackpot Super Lucky
Promo New Member
Komisi Referal 1%
Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar
Info dan contact :
BBM D8E23B5C
LINE togelpelangi
No telp.dan W.a +85581569708
Silahkan bos